Tuesday, November 17, 2009

Interior Design & Pewarnaan Kamar Tidur

Pemilihan warna dalam mendesain sebuah ruangan sangatlah penting. Warna dapat memberikan kesan tersendiri bagi seorang tuan rumah, warna juga dapat memberikan aura pengekpresian hati dalam diri seseorang.

Pada interior design rumah pada kamar tidur ini, perpaduan dua warna terlihat jelas, yaitu warna kuning dan warna putih. Warna kuning menunjukan suasana kecerian dan kegembiraan sedangkan warna putih memberikan kesan feminim dan anggun.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk memilih warna interior design rumah pada kamar tidur adalah memilih warna-warna yang dapat meningkatkan kualitas unsur/elemen kelahiran anda. Seperti diketahui, ilmu feng shui mengelompokkan unsur/elemen kelahiran manusia menjadi beberapa bagian, air, kayu, api, tanah, dan logam. Seseorang yang unsur/elemen dominannya adalah air mungkin akan merasa nyaman berada didalam kamar tidur berwarna biru (pale blue atau navy blue), tetapi efek dari warna kamar tidur mungkin akan menyebabkan orang tersebut menjadi kurang dinamis. Seseorang dengan unsur dominan air dapat meningkatkan kualitas hidupnya dengan cara menambahkan beberapa warna yang dapat menyeimbangkan unsur/elemen dominannya, misalnya interior design rumah warna hijau untuk kayu, warna merah atau pink untuk api, warna kuning/oranye/coklat untuk tanah, dan warna putih/perak/emas untuk logam.

Memilih warna untuk interior design rumah pada kamar tidur anak mungkin sedikit lebih rumit. Kebanyakan orang tua ingin menggunakan warna pale (pucat) atau warna pastel yang termasuk kategori warna Yin dengan maksud untuk meningkatkan value unsur/element anak-anak mereka, tetapi yang harus diingat oleh para orang tua adalah: bahwa kamar anak adalah tempat bagi anak untuk tidur sekaligus juga tempat untuk bermain.

Mewarnai kamar tidur anak dengan warna yang dominan pucat atau pastel akan membuat anak selalu ingin keluar dari kamarnya saat diluar jam istirahat/tidur, jika anak dipaksa untuk selalu berada didalam kamar, maka akan menggangu pertumbuhan atau pengembangan ide-ide kreatif sang anak. Bermain bagi anak adalah bagian dari proses perkembangan, bermain akan mengasah kecerdasan dan kreatifitasnya.

Solusi yang bisa dilakukan dengan interior design rumah adalah mengkombinasikan warna dinding kamar yang lembut (pale/pastel) dengan aksesoris pelengkap kamar (permadani, boneka, toys, meja belajar, lampu meja, dsb) yang berwarna kontras. Hal lain yang bisa dilakukan adalah membuat area bermain didalam kamar dengan menggunakan partisi ruangan, sehingga anak-anak bisa bermain sekaligus beristirahat didalam kamar tidurnya.


Pemilihan Bahan Bangunan Dalam Membangun & Interior Design Rumah / Kantor


Pemilihan material/bahan untuk bangunan memang perlu diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan penghuninya termasuk Anda sendiri. Untuk itu diperlukan tips bagaimana cara memilih material (bahan) bangunan selaku kami Perusahaan Kontraktor / Perusahaan Interior Design yang setidaknya tidak berbahaya bagi kesehatan baik untuk bangunan fisik ataupun Interior Design.

Tapi tahukah Anda, anak kecil ternyata lebih peka 30 kali terhadap pencemaran bahan-bahan material berbahaya dalam rumah?

Oops! Tentu hal tersebut jelas tidak kita inginkan terhadap perkembangan anak-anak Anda kelak bukan? atau Siapa sih yang tidak ingin agar tempat tinggal kita bisa mendukung kesehatan kita? atau masih banyak pertanyaan yang menyeruak dibenak kita tentang pengaruh material (bahan) bangunan terhadap kesehatan kita.

Ok mari kita simak sedikit penjelasan berikut,

Secara tidak sadar, bahan bangunan, apalagi yang baru sering mengandung bahan berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit, terutama bahan bangunan hasil industri, seperti kayu olahan, particle board, cat tembok, pipa plastik, dan sebagainya. Bahan bangunan ini dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, gangguan pernafasan, penyakit kulit dan sebagainya. Tentunya korban paling dirugikan adalah penghuni rumah karena setiap hari harus berkontak dengan bahan-bahan berbahaya ini, terutama anak kecil.

Berikut beberapa material/bahan bangunan yang berbahaya beserta penyakit yang ditimbulkan ;
Bahan : Kayu dimana sumber bahayanya adalah penggunaan politur, melamin (urea formal-dehyde)

Penyakit yang ditimbulkan : Alergi kulit, mata, gangguan selaput lendir
Bahan bangunan : Pipa PVC, lem PVC, cat PVC, Lantai Vilil, karpet plastik (yang dibuat dari PVC), lem kontak.

Penyakit yang ditimbulkan : Kanker, pembakaran menguapkan asam klorida (mematikan tanaman), penyakit hati, ginjal
Bahan bangunan : Cat sintetis (cat besi/kayu), thinner, cat epoksi yang mengandung etylalkohol, epoksi mesin.

Penyakit yang ditimbulkan : Penyakit syaraf, darah, pernafasan, mata buta, gangguan keseimbangan, selaput lendir, eksim pada kulit.
Bahan bangunan : Asbes (plafon dan atap)

Penyakit yang ditimbulkan : Asbestose (penyakit paru), kanker
Bahan bangunan : Gas radon (merupakan penguapan dari tanah)

Penyakit yang ditimbulkan : Mutagen dan karsinogenik (penyebab kanker)

Lalu Solusinya?

Untuk meminimalisasi bahaya tersebut, setidaknya kita mempunyai beberapa solusi diantaranya :
1. Apabila interior rumah baru saja dicat, atau ada furniture yang baru difinishing (dicat/dipolitur), sebaiknya tidak dihuni dahulu sementara waktu hingga bau menyengat dari formaldehyde tidak tercium lagi. Normalnya, emisi gas ini tetap tinggi selama 6 - 12 bulan. Sebaiknya ventilasi dalam ruangan dipikirkan dan digunakan dengan baik agar gas dapat lebih dinetralisir oleh udara segar.
2. Pada saat ini banyak dikembangkan bahan-bahan interior design berupa finishing berbahan dasar air, yang lebih ramah lingkungan karena kandungan bahan kimia organik yang mudah menguap lebih rendah. Berbagai bahan material rumah tinggal yang baik digunakan sebenarnya tersedia cukup banyak. Bahan material ini biasanya langsung berasal dari alam dan tidak melalui industri yang melibatkan bahan kimia berbahaya.
3. Pilih bahan bangunan yang sehat (tidak tercampur bahan kimia berbahaya) seperti Batu alam, tanah liat, batako, kayu, bambu, rumbia, ijuk, alang-alang, logam, bata merah, genteng tanah, kaca, beton, batako, conblok, kertas